JOGLONEWS.CO, SEMARANG – Dinas Kesehatan Kota Semarang (Dinkes) menyampaikan bahwa sejak Januari hingga Juli 2023, sebanyak 13 orang di Kota Semarang dinyatakan meninggal dunia akibat kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Pihaknya pun memperkirakan adanya kenaikan kasus DBD pada Oktober mendatang.Â
Kepala Dinkes Kota Semarang, Mochamad Abdul Hakam mengukapkan, pihaknya sedang membuat peta kerentanan di masing-masing wilayah yang memiliki potensial dampak. Dengan adanya peta tersebut, pihaknya bisa mengetahui tingkat resiko sampai ke level enzim DBD. Selain itu, setiap 3 minggu, pihaknya selalu meng-update terkait dengan rentan kasus mematikan itu.
“Bidang Pencegahan Penyakit (B2P) kami selalu meng-update data kasus baru yang saat ini baru ditemukan 1 atau 2 kasus. Dalam 3 bulan ini fokus utamanya yaitu DBD ini, sehingga yang harus dilakukan mulai dari TNI, camat, lurah dan masyarakat harus kompak untuk melakukan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) syukur-syukur bisa dilakukan dua minggu sekali,” ucapnya saat dikonfirmasi, Minggu (16/7).
Untuk diketahui, PSN adalah sebuah gerakan pemberantasan sarang nyamuk dengan melakukan 3M Plus terdiri dari menguras, atau membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air. Seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es dan sebagainya.
Lebih lanjut, setelah dilaunching Wingko Semarang atau Wolbachia Ing Kota Semarang, dua minggu kemudian, telur yang kemudian menjadi nyamuk hampir 90 persen sudah bisa terbang.Â
“Artinya masyarakat yang kami tempatkan per 100 meter Wolbachia ini berjalan dengan bagus. Ini sekarang kita menunggu dari B2PR Salatiga kalau dia sudah produksi banyak. Karena 1 kecamatan itu dibutuhkan 5 jutaan telur dalam satu step,” ujarnya.
Wolbachia merupakan upaya pengendalian DBD dengan teknologi Wolbachia. Penerapan teknologi ini terbukti dapat menurunkan kasus kejadian demam berdarah sebesar 77 persen, dan dapat menurunkan beban perawatan di rumah sakit akibat DBD sebesar 86 persen.Â
Selain itu, teknologi ini merupakan pelengkap dari Program Pengendalian DBD lainnya, seperti Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan Pemantauan Jentik Nyamuk (PJN).
“Pada akhir Juli ini semoga sudah tersedia. Kalau di Tembalang sendiri sudah ada sekitar 3000 titik,” ujarnya.