JOGLONEWS.CO, SEMARANG – Jumlah penduduk dengan tingkat kemiskinan ekstrem di Kota Semarang, tinggal sebanyak 500 keluarga atau sekitar 2.000 orang. Angka tersebut dicatat berdasarkan data yang dihimpun pemerintah kota.
 Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menyampaikan bahwa pemerintah berupaya membantu meningkatkan taraf hidup penduduk miskin sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing keluarga. Ia mencontohkan, keluarga yang membutuhkan akses pendidikan akan difasilitasi agar anak-anak mereka mendapatkan pelayanan pendidikan. Sementara, keluarga yang belum punya tempat tinggal layak akan dibantu agar bisa tinggal di rumah yang layak huni.
“Jadi, nanti satu-satu kepala keluarga kami treatment (tangani, Red.) sendiri-sendiri. Sehingga lebih mudah, dan akan menjadi tanggung jawab masing-masing kelurahan. Ini sudah ada program-programnya,” kata dia, Rabu (5/7).
Dia menyampaikan bahwa penanganan langsung oleh pemangku wilayah akan lebih efektif dan mengena. Mengingat, penduduk dengan tingkat kemiskinan ekstrem tidak tersebar di semua wilayah.
“Kemiskinan ekstrem itu salah satu standarnya adalah pengeluaran tidak lebih dari Rp 10 ribu per hari. Tanggung jawab masing-masing kelurahan karena ada kelurahan yang nol (jumlah penduduk miskin ekstremnya, Red.),” kata dia.
Di Kota Semarang, menurut dia, penduduk dengan tingkat kemiskinan ekstrem antara lain masih ada di Kelurahan Tanjung Mas, Bandarharjo, dan Jomblang. Pihaknya berharap, upaya yang dilakukan bersama-sama bisa menurunkan kemiskinan ekstrem.