JOGLONEWS.CO, SEMARANG – Naiknya harga daging ayam menjadi salah satu penyumbang inflasi di Indonesia tak terkecuali di Jawa Tengah (Jateng). Diketahui harga daging ayam kini mencapai Rp 38 ribu per kilogramnya.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwisaputra mengatakan, komoditas daging ayam ras dan bawang putih memang masih menjadi penyumbang terjadinya inflasi di provinsi ini. Beberapa daerah di Jateng yang dilakukan survei, mengalami inflasi pada Juni 2023 sebesar 0.03 persen.
“Tingkat inflasi tahun kalender Juni 2023 sebesar 1,34 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 3,18 persen,” terangnya, belum lama ini.
Sementara Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Ndari Surjaningsih mengatakan, kenaikan harga daging ayam ras yang menjadi penyumbang inflasi di Jateng disebabkan langkanya pakan ternak.
Menurutnya kebutuhan pakan ternak saat ini stoknya mulai sulit didapatkan. Terlebih jagung sebagai makanan pokok sedang mengalami masa sulit panen. Bahkan, negara pengimpor jagung untuk Indonesia. Yakni India sedang mengalami musim kering atau El Nino.
“Supply on demand kan tidak imbang ya, dan tidak banyak daerah di Indonesia yang produksi jagungnya melimpah. Jadi kebutuhan jagung di dalam negeri kurang. Secara internasional ada kenaikan harga, dan di domestik kekurangan pasokan,” kata Ndari.
Hal ini pun tentu dikeluhkan masyarakat serta penjual. Apalagi Selama satu bulan daging ayam terus mengalami kenaikan.
“Sekarang Rp 38 ribu, kalau kemarin Rp 40 ribu, turun tapi harganya masih tinggi,” kata Pedagang Daging Ayam di Pasar Peterongan, Sri Siti Rofiah saat ditemui dilapaknya,
Pihaknya menyebut normalnya harga daging ayam di kisaran Rp 32 ribu. Kendati demikian, Siti mengaku penjualannya tetap lancar. “Pengennya normal lagi, kasihan langganan bahan pokok naik tapi nggak bisa naikin harga makanan,” ucapnya.
