JOGLONEWS.CO, SEMARANG – Harga daging ayam masih terus melambung tinggi di Provinsi Jawa Tengah. Seperti di Pasar Peterongan, harga mencapai Rp 38.500 hingga Rp 40 ribu.Â
Hal itu diungkapkan oleh salah satu pedagang Siti Rofiah. Ia mengatakan bahwa daging ayam yang biasanya harga Rp 30 ribu hingga Rp 32 ribu, sejak lebaran Iduladha kemarin terus naik hingga sekarang. Ketika ditanya penyebab kenaikan harga ayam dirinya mengaku tak mengetahuinya.Â
“Sebelum Iduladha ya Rp 30 ribu, naik paling tinggi biasanya Rp 35 ribu. Sekarang naik turun terus kemarin Rp 40 ribu. Sekarang Rp 38.500. Nggak tau kenapa naik,” ungkapnya saat ditemui di lapaknya, kemarin (27/7).
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diperindag) Jateng, Ratna Kawuri mengatakan, harga kebutuhan pokok masyarakat di Jateng relatif stabil. Bahkan dilihat dari harganya Jateng lebih rendah jika dibandingkan dengan provinsi lain.Â
“Itu sebenernya kalau pantauan sampai hari ini itu relatif stabil. Karena Jawa Tengah mulai dari telur, daging, minyak, bawang, cabe itu relatif stabil. Bahkan kalau dari harganya, kalau kita bandingkan dengan provinsi sekitar, kita lebih rendah,” katanya saat ditemui di halaman Kantor Gubernur Jateng, belum lama ini.
Ratna juga menyinggung kenaikan harga daging ayam, menurutnya hal tersebut terjadi lantaran peternak ayam yang kekurangan stok pakan ayam. Kendati demikian pihaknya mengaku terus menjaga keseimbangan harga di wilayahnya.Â
“Supply on demand itu kan pastikan ada. Begitu, kalau ada demandnya tinggi, supplynya ajeg, itu pasti ada gap. Atau sebaliknya. Kalau ini supply tinggi demand-nya kecil, pasti ada disparitas harga di situ. Sebenernya pemerintah itu menjaga keseimbangan harga. Antara produksi dengan konsumsi. Saya pikir disitu. Sepanjang pantauan masih terkendali lah,” ujarnya.Â
Oleh karena itu, hingga kini Pemprov Jateng tengah memetakan kebutuhan-kebutuhan bahan baku sesuai kebutuhan, seperti halnya jagung sebagai bahan baku pakan ayam. Dengan menggandeng Mitra Praja Utama (MPU) untuk membangun sistem logistiknya.
“Kalau bicara jagung yang butuh jagung apa aja si diluar produksi dan pakan ternak. Itu kemudian dipetakan seberapa. Kemudian untuk menjaga pasokan ini bisa dipenuhi dari dalam negeri apa tidak. Tapi semuanya based on data. Jadi tau, mana yang menghasilkan bahan baku. Karena kan barang bebas ya, otomatis kita tidak bisa melarang dia beredar di mana,” ucapnya.Â
Lebih lanjut, Ratna juga mengaku bahwa stok sembako di Jateng masih aman. Pihaknya juga bakal menyusun peta produksi dan distribusi untuk menghadapi El Nino yang bakal terjadi pada Agustus hingga September mendatang.Â
“Sembako masih aman. Setiap hari kan kita pantau. Artinya kalau bicara stok masih aman. Kita akan prediksi sampe El Nino September, petanya ada di mana ni. Mana saja yang produksi dan panen ada di mana aja. Kami merapatkan ke situ. Yang pertama susun peta distrubusinya itu aja,” ucapnya.