Wednesday, January 29, 2025
spot_img
HomeREGIONALJAWA TENGAHPoltekkes Beri Edukasi PTM pada Remaja

Poltekkes Beri Edukasi PTM pada Remaja

JOGLONEWS.CO, SEMARANG – Pengabdian Masyarakat (Pengabmas) Jurusan Kebidanan Semarang Poltekkes Kemenkes Semarang menggelar edukasi tentang penyakit tidak menular (PTM) pada remaja. Kegiatan yang berlangsung di SOS Children Village pada Sabtu (28/10/2023) ini dilaksanakan untuk mendukung program peningkatan kesehatan. Terutama pada remaja.

Adapun Pengabmas ini dilakukan oleh tim dosen, di antarnya Erna Widyastuti, SSiT.M.Kes, Rizky Amelia, SST.,M.Kes, dan Septalia Isharyanti, SST., MPH,. Turut ikut serta mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan tersebut Thalia Adel, Ika Fitri Wulandari, Almira Rossa, Iffah Fatinafik, dan Eilena Prudencia. 

Ketua pengabdi, Erna Widyastuti, S.SiT.M.Kes mengungkapkan, tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan kesadaran remaja dalam deteksi dini adanya risiko terjadinya PTM. Diketahui, PTM saat ini tidak hanya terjadi pada orang dewasa saja. Namun sudah dialami sejumlah remaja.

“Sebagaimana diketahui, penyakit tidak menular merupakan penyakit yang tidak disebabkan oleh infeksi mikroorganisme seperti protozoa, bakteri, jamur, maupun virus. Tetapi lebih disebabkan karena pola hidup yang kurang baik dan kurangnya aktivitas fisik,” kata dia kepada redaksi.

Oleh karena itu, pihaknya melakukan promosi perilaku hidup bersih dan sehat melalui perilaku ‘Cerdik’. Yaitu cek kesehatan secara berkala, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet sehat seimbang, istirahat yang cukup, dan kelola stres. Hal ini dilakukan untuk mengendalikan faktor risiko PTM pada remaja.

 “Cek kesehatan secara berkala yaitu dengan melakukan pemeriksaan faktor risiko PTM dapat dilakukan setiap bulan melalui posyandu remaja yang ada di masing-masing wilayah kerja puskesmas. Upaya pengendalian PTM terutama pada remaja tidak akan berhasil jika hanya dilakukan oleh bidang kesehatan tanpa dukungan seluruh jajaran lintas sektor. Baik pemerintah, swasta, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan. Bahkan seluruh lapisan masyarakat,” paparnya.

Erna berharap, dilaksanakannya kegiatan pengabdian masyarakat tersebut bisa memberikan dampak positif. Salah satunya menjadikan remaja sadar akan pentingnya deteksi dini PTM dengan rutin turut serta dalam kegiatan posyandu remaja.

Lebih lanjut, kata dia, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) tahun 2018 prevalensi penderita hipertensi sebesar 37% dari jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas. Kemudian diabetes melitus (DM) sebesar 3,1%. Sementara, jumlah kasus baru PTM yang dilaporkan secara keseluruhan pada 2021 adalah 4.262.517 kasus. 

Ia menguturkan, hipertensi masih menempati proporsi terbesar dari seluruh PTM yang dilaporkan. Yaitu sebesar 76,5 persen. Sedangkan urutan kedua terbanyak adalah diabetes melitus dengan persentase 10,7 persen.

“Dua penyakit tersebut menjadi prioritas utama pengendalian PTM di Jawa Tengah. Jika Hipertensi dan diabetes melitus tidak dikelola dengan baik maka akan menimbulkan PTM lanjutan. Seperti penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, dan sebagainya,” ungkap salah satu anggota Pengabmas, Rizky Amelia, SST., M.Kes.

 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Populer

Recent Comments