JOGLONEWS.CO, SEMARANG – Asosiasi Pengusaha (Apindo) Jawa Tengah (Jateng) mengaku khawatir konflik geopolitik yang terjadi di Timur Tengah antara Iran vs Israel bakal mengganggu sektor industri di Tanah Air, tidak terkecuali di Jateng. Seperti perang Rusia vs Ukraina yang berdampak pada produksi hingga ekspor sejumlah produk.Â
“Pasti ada pengaruh, saya sangat khawatir dolar naik. Jadi perang ini sudah mengganggu kita banyak, seperti tahun lalu yang mengganggu banyak soal ekspor, mulai perang Ukraina Rusia, ini tambah Iran dan Israel, juga pengaruh terhadap ekspor,” ujar Ketua Asosiasi Pengusaha (Apindo) Jawa Tengah (Jateng), Frans Kongi saat dihubungi, akhir pekan lalu.
Menurut Frans, akibat konflik ini perekonomian di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat akan menurun. Sehingga ekspor berbagai produk seperti garmen dari Jawa Tengah ke luar negeri juga terganggu.Â
Di sisi lain, konflik Iran dan Israel juga akan menyebabkan inflasi. Hal ini akan berdampak pada kenaikan harga pada sejumah bahan baku dari luar negeri yang dibutuhkan untuk sektor industri di dalam negeri.Â
“Padahal bahan-bahan ini dibutuhkan oleh industri kita. Minyak, listrik, gas, itu semua butuh di industri kita. Ini bahan bahan utama untuk menjalankan produksi, pasti biaya-bibaya naik, dolar juga begitu,” tukas Frans. Â
Frans khawatir, jika harga bahan baku naik akibat konflik global ini, sektor industri di Jateng akan terpukul. Sebab 80 persen bahan baku di Jateng ialah impor atau dari luar negeri.Â
Menurut Frans, hampir semua sektor industri akan terganggu. Terutama industri farmasi dan garmen karena mengandalkan bahan baku dari luar negeri.Â
“Hampir semua, yang tidak terpengaruh cuma pertanian, pertambangan. Itu yang kita punya yang kita bisa jual, mereka (industri pertanian dan tambang) dapat keuntungan lebih karena dolar naik, sawit misalnya,” ungkapnya.Â
Meski begitu, Frans berharap agar ketegangan yang terjadi di Timur Tengah itu bisa segera mereda, sehingga inflasi bisa terkendali. Dia juga berharap agar pemerintah bisa menjaga laju inflasi agar sektor industri tidak terkena dampaknya.Â
“Kita harapkan jangan (situasi semakin memburuk), meskipun tim ekonomi kita di pemerintah betul-betul serius mati matian mempertahankan inflasi, BI (Bank Indonesia) sudah luar biasa, bagi dunia usaha kami menilai sudah hebat,” pungkasnya.