JOGLONEWS.CO, SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mulai melakukan sejumlah upaya untuk menghadapi musim kemarau yang diprediksi akan mulai pada Mei 2024 ini. Hal ini diungkapkan oleh Sekda Jateng, Sumarno usai menghadiri Rapat Paripurna di Gedung Berlian, Senin (6/5).
“Ini kita sudah koordinasi dengan teman-teman dinas masalah kemarau. Sebetulnya kesiapan kita hampir sama dengan tahun-tahun sebelumnya, karena siklus musim sesuatu yang biasa,” terangnya usai Rapat Paripurna.
Sumarno menyebutkan, pihaknya telah memetakan wilayah-wilayah yang memiliki cakupan air terbatas. Pihaknya bakal berkoordinasi lebih lanjut dengan pemerintah daerah di kabupaten/kota.
“Kesiapan masalah nanti daerah-daerah yang kurang air juga akan kita tindak lanjuti bersama teman-teman kabupaten/kota untuk mencukupi kebutuhan air ini,” ujarnya.
Pada musim kemarau ini, Pemprov Jateng juga telah mengalokasikan pupuk subsidi sebagai persiapan perubahan pola tanam bagi para petani. Yakni sebanyak 9,55 juta ton pupuk organik untuk 9 jenis komoditas yang meliputi padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu rakyat, kopi dan kakao.
“Alhamdulillah dari pemerintah pusat sudah ada alokasi pupuk di Jateng, sudah kita tindaklanjuti. Kami berharap meski ada perubahan-perubahan iklim produksi pertania tetap tercapai. Karena menjadi PR kita bersama, Jateng ini menjadi penompang pangan nasional, sehingga kami menyiapkan betul dengan temen-temen untuk menjaga produksi kita bisa tetap tercapai,” tandasnya.
Terpisah, Prakirawan BMKG Stasiun Ahmad Yani Semarang Gempita Icky Dzikrillah mengatakan bahwa sejumlah wilayah di Jateng sudah mulai memasuki musim kemarau. Seperti di Jateng bagian selatan, kemudian Jateng bagian timur dan juga di sebagian wilayah Pantura.
“Untuk di wilayah-wilayah sisanya nanti akan bertahap masuk di akhir Mei hingga bulan Juni. Seperti di sekitar pegunungan karena memang di wilayah pegunungan ini faktor lokalnya itu cenderung kuat dikarenakan dari topografi wilayahnya sendiri seperti itu,” katanya saat ditemui di kantornya, Senin (6/5).
Pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk mulai menghemat penggunaan air. Serta menyimpan air-air dari hujan ke dalam wadah penampungan air untuk mitigasi ketika nanti musim kemarau.
“Belajar dari tahun-tahun sebelumnya cukup kering ya kalau terjadi musim kemarau, jadi kita memang perlu cadangan-cadangan air. Kemudian juga untuk masyarakat yang beraktivitas di siang hari itu terutama di luar ruangan ya saya harap untuk tetap menghidrasi tubuhnya karena kondisi cuaca yang terik,” tutupnya.