Wednesday, January 29, 2025
spot_img
HomeREGIONALJAWA TENGAHPemprov Jateng Terima 400 M untuk Penanganan Stunting

Pemprov Jateng Terima 400 M untuk Penanganan Stunting

JOGLONEWS.CO, SEMARANG – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah mendapat dana alokasi khusus (DAK) dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebesar Rp 400 miliar. Setiap kabupaten/kota rata-rata mendapat dana sebesar Rp 10 Miliar.

“Ini komitmen pemerintah kepada daerah untuk melaksanakan urusan terkait dengan pengendalian penduduk dan KB. Harapannya, anggaran itu bisa dimanfaatkan sesuai dengan ketentuan,” ujar Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi BKKBN RI, Sukaryo Teguh Santoso saat ditemui di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang, Senin (20/5). 

Selain memberikan DAK kepada Provinsi Jawa Tengah, BKKBN mengapresiasi angka kelahiran di Jawa Tengah yang tergolong ideal. Dengan rata-rata Ibu melahirkan dua anak dalam pernikahan. 

“Semua perempuan, selama masa reproduksinya di Jawa Tengah melahirkan paling banyak dua anak. Itu harus kita jaga, jangan sampai nambah, jangan sampai tidak mau melahirkan. Ini perlu penguatan,” tegasnya. 

Tak hanya itu, pihaknya turut menyinggung angka stunting 2023 yang turun sebesar 0,1 persen. Ia mengaku masih menunggu penghujung tahun 2024 untuk hasil angka stunting di Jawa Tengah. 

“Kegiatan dan program inovatif yang ada di Jateng, saya kira masih harus diperkuat. Ada beberapa kabupaten yang penirunannya sangat bagus, saya yakin kegiatannya inovatif,” sambung Teguh. 

Di sisi lain, Teguh mengaku tak khawatir dengan adanya penurunan angka pernikahan di Indonesia. Menurutnya, sebuah pernikahan harus terencana sebaik mungkin.

“Oh enggak (khawatir). Jadi sebenernya yang penting bahwa pernikahan itu dilakukan perencanaan dengan baik. Kalau pernikahan rendah karena kesadaran masyarakat, keluarga, dan remaja semakin baik tentang bagaimana membangun sebuah keluarga ke depannya,” jelasnya.

Sebagaimana diketahui, berdasarkan data yang Badan Pusat Statistik (BPS) rilis, angka pernikahan di Indonesia pada tahun 2014 silam sebanyak 2.110.776. Namun, angka itu terus mengalami penurunan hingga 1.577.255 di tahun 2023.

Menurut Teguh, ada perubahan cara pandang masyarakat, utamanya generasi muda, dalam melihat pernikahan. Tentunya, hal itu tak ayal membuat angka pernikahan semakin tahun semakin turun. 

“Saya yakin bahwa prinsip remaja-remaja sekarang dan ke depan (memandang) nikah itu bukan bagaimana nanti, tapi nanti bagaimana. Artinya bagaimana perencanaan yang baik,” pungkasnya.

 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Populer

Recent Comments